Selasa, 07 Agustus 2012

Dia, Bocah Yang Berhasil Membungkam Dunia

Berawal dari iseng - iseng browsing pada nih malem, secara ga terduga membawa gw pada sebuah artikel yang cukup bikin adrenalin gw berdetak cepat, membuat pembuluh-pembuluh darah ini pun bekerja dengan sigap. Merinding gw bacanya !

Engga sengaja gw nemu suatu kisah istimewa yang menceritakan tentang seorang yg bernama Severn Suzuki. Doi lahir di Kanada tanggal 30 November tahun 1979.
Yang bikin dia istimewa adalah waktu umurnya masih 9 tahun, dia udah ngediriin organisasi yang namanya Enviromental Children's Organization ( ECO ).

Nah, ECO itu sendiri adalah sebuah kelompok kecil anak yg mendedikasikan diri untuk belajar dan mengajarkan pada anak-anak lain mengenai masalah lingkungan.
Bak gayung yang bersambut, suatu ketika mereka pun diundang menghadiri Konfrensi Lingkungan hidup PBB, dimana pada saat itu Severn yg masih berusia 12 Tahun, sebagai perwakilan ECO ngasih pidato dahsyat yg ternyata isinya langsung  membungkam beberapa pemimpin dunia terkemuka.

okay, biar loe pada juga bisa ngerasain dan ga nganggep gw cuma melebih- lebihkan, ini dia gw mau kasih tau isi pidatonya. Oia, satu lagi, cuma mau ingetin sekali lagi, Savernn bacain ini pidato di tengah Konferensi PBB waktu masih 12 thn!

whoop,
Inilah Isi pidato tersebut: (Sumber: The Collage Foundation)
------------------------------------------------------------
Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental Children Organization
Kami adalah kelompok dari Kanada yg terdiri dari anak-anak berusia 12 dan 13 tahun, yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk bisa datang kesini sejauh 6000 mil untuk memberitahukan pada anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, hari ini di sini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja.

Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada di sini untuk berbicara bagi semua generasi yg akan datang.

Saya berada di sini mewakili anak-anak yg kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar.

Saya berada di sini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya di seluruh planet ini karena kehilangan habitatnya. Kami tidak boleh tidak didengar.

Saya merasa takut untuk berada di bawah sinar matahari karena berlubangnya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yg dibawa oleh udara.

Saya sering memancing di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami
menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker. Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya - hilang selamanya.

Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.

Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang? Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahannya. Tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa anda sekalian juga sama seperti saya!

Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita.
Anda tidak tahu bagaimana cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai asalnya.
Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang telah punah.

Dan anda tidak dapat mengembalikan hutan-hutan seperti sediakala di tempatnya, yang sekarang hanya berupa padang pasir. Jika anda tidak tahu bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!

Disini anda adalah delegasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi sebenarnya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi - dan anda semua adalah anak dari seseorang.

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan tidak akan
mengubah hal tersebut.

Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama.

Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.

Di negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan. Kami membeli sesuatu dan kemudian membuangnya, beli dan kemudian buang. Walaupun begitu tetap saja negara-negara di Utara tidak akan berbagi dengan mereka yang memerlukan.

Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untukkehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi. Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi.

Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: " Aku berharap aku kaya, dan jika aku kaya, aku akan memberikan anak-anak jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih sayang " .

Jika seorang anak yang berada di jalanan dan tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa
kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah?

Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang begitu besar, bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak-anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan di Somalia ; seorang korban perang timur tengah atau pengemis di India .

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa jika semua uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini.

Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak, anda mengajarkan kami untuk berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan orang lain, untuk mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita timbulkan; untuk tidak menyakiti makhluk hidup lain, untuk berbagi dan tidak tamak. Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda ajarkan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?

Jangan lupakan mengapa anda menghadiri konperensi ini, mengapa anda melakukan hal ini - kami adalah anak-anak anda semua. Anda sekalianlah yang memutuskan, dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua seharusnya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan mengatakan, " Semuanya akan baik-baik saja, 'kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan dan ini bukanlah akhir dari segalanya.”

Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua? Ayah saya selalu berkata, “Kamu akan selalu dikenang karena perbuatanmu,bukan oleh kata-katamu”.

Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari. Kalian orang dewasa
berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut.

Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.



::
Jleeebbb.
Bener-bener nusuk kan.
Pidatonya itupun udah bikin gag berkutik satu ruang sidang Konperensi PBB, semua orang-orang penting dari seluruh dunia cuma bisa diem aja, tatapan mereka kosong, hanya karena pidatonya. Setelah pidatonya selesai serempak seluruh orang yang hadir diruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah
kepada anak berusia 12 tahun itu.

Sambil menahan malu, dan ngumpulin semua sisa-sisa keberanian yang ada, ketua PBB saat itu cuma bisa membalas  dalam pidatonya:

"Hari ini saya merasa sangatlah malu terhadap diri saya sendiri karena saya baru saja disadarkan betapa pentingnya linkungan dan isinya disekitar kita oleh anak yang hanya berusia 12 tahun, yang maju berdiri di mimbar ini tanpa selembarpun naskah untuk berpidato. Sedangkan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh asisten saya kemarin. Saya ... tidak kita semua dikalahkan oleh anak yang berusia 12 tahun "

Dari isi pidato Severn tadi, gw bener-bener di sadarkan betapa berharganya lingkungan kita, sementara selama ini ini gw hanya berleha-leha aja ngerusakinnya. Bodoh memang.
Satu lagi, gw bener-bener ngerasain banget ini adalah pembuktian. Bahwa di balik tubuh kecilnya Savern, kuasa Tuhan bener-bener besar bekerja didalamya.

follow me on twitter : @dermonttt

Selasa, 31 Januari 2012

IMMANUEL

Terdampar di kota malang, suatu kota antah berantah yang hanya gw tau merupakan kota penghasil apel, adalah suatu tanda tanya yang terus tumbuh dan bertumbuh dalam benak gw.

Gw ga mau men-judge kalian wahai pembaca notes gw yang berbahagia, tapi gw yakin kalian para perantau yang terjerembab dalam dinginnya malang ini, pasti juga pernah kan bertanya-tanya dalam hati,
“kenapa Tuhan menempatkan diri ku dalam dinginnya kota malang ini ?”
“kanapa dimalang, kan kejauhan !”
“ kenapa ga bekasi aja yang banyak artisnya ?”
“trus kenapa juga dia engga ngasih respon ?”
“kenapa ? kenapa Tuhan ?“


***

Hmphh..
Percayalah kawan, gw yang rupawan ini pun pernah mengalami masa kegalauan seperti itu, bahkan mungkin dalam tingkat yang lebih ekstrem. Kalo di presentasikan, kira-kira kegalauan yang gw lakukan seperti ini,

Di waktu malam hari, terdiam dalam kosan, dengan isi benak yang di penuhi pertanyaan diatas, sambil memandangi poster Britney, berharap itu gambar tiba-tiba hidup dan minta di kelonin, sambil sesekali ngelirik handphone yang dari tadi sepi, menunggu dia yang terkasih membalas sms gw. Gaa di bales !

Sedangkan ketika pagi hari, bangun tidur masih terus bertanya apa maksud Tuhan, terduduk ngumpulin nyawa, senam muka dikit kaya orang baca mantra, ngecek HP masih aja sepi, ga ada balesan sms dari dia yang terkasih. Suram !

Gw juga ga ngerti sebenenya gw galau karena terus mencari apa maksud Tuhan, atau karena gadis yang ga mau bales sms gw itu, tapi intinya kawan, gw juga pernah mengalami saat – saat pilu seperti itu.

***

Hingga pada akhirnya gw kenal PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) IMMANUEL.



PMK IMMANUEL itu sendiri di desain oleh persekutuan antara dua fakultas di Universitas Brawijaya, dengan latar belakang yang berbanding terbalik 180 derajat.
Dua persekutuan Fakultas yang saling mencinta itu adalah Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) dan Fakultas Ilmu Perikanan (FPIK)

Fakultas Ilmu Administrasi itu sendiri adalah fakultas dengan predikat juara umum jumlah Mahasiswa baru terbanyak tiap tahunnya, mahasiswa baru yang masih hijau, yang di tipu euforia kabanggan masuk FIA, padahal ga jelas nanti nasibnya ketika lulus bakal jadi apa. Ironis.

Sedangkan Fakultas Ilmu Perikanan adalah Fakultas yang selalu basaaah. Tiap mahasiswanya diharuskan bisa berenang (mungkin tinggi gw nambah kalo masuk sana), Fakultas yang tidak hanya berusaha memahami pola hidup manusia, tetapi juga memahami dan mempelajari kegiatan bermasyarakat ikan. Thats so cool !

***

Awalnya gw bergabung dalam komunitas ini beener-bener secara diluar dugaan banget. Waktu itu, ga akan gw lupa. Saat gw masih maba (mahasiswa bau), baru pdkt sama keadaan di tempat perantauan, keadaan Malang. Sama seperti remaja ababil lainnya dalam beradaptasi, adalah hal yang lumrah apabila dalam proses pengenalannya, kami (remaja ababil) akan lebih memikirkan hal-hal yang dapat menyenangkan dan memberikan rasa nge-fly setiap harinya saja dalam proses adaptasi ini. Maklum, perasaan jauh dari orang tua, tak ada yang mengontrol, seakan menjadi raja yang terus memerintah gw pada saat itu untuk terus berleha-leha saja. Waktu itu quotes yang selalu brapi-api di hati gw adalah “everyday is holiday” .

Entah gimana caranya suatu ketika, seorang kakak dari persekutuan ini pun mulai mengajak gw untuk mengikuti suatu ibadah yang di sponsori oleh PMK IMANUEL itu sendiri. Kehidupan emang selalu engga bisa di prediksi (gw selalu seneng bilang kata ini), Tuhan memang maha tau, makanya pas itu, waktu ibadah itu, isi temanya kena banget ke isi hati gw. Layaknya kata penolakan dari seorang gadis, jleebb !!! nusuk hati banget.

Gw lupa tema khotbah itu ayatnya diambil dari kitab apa, tapi yang jelas ini khotbahnya berbicara sepeti ini “di usia sekarang ini (mahasiswa maksudnya) sudah seharusnya kita melompatii garis dari manja menjadi mandiri, dari dilayani menjadi melayani, dan dari di berkati menjadi memberkati

Okey, mungkin kata-katanya sedikit gw tambahin dengan pemikiran gw yang briliant, tapi tanpa bermaksud mengurangi sedikitpun maknanya. Gw bener-bener terinspirasi. Bener juga kan, mau sampai kapan gw terus bermanja ria, mau sampai kapan gw minta dilayani terus, dan mau sampe kapan gw minta berkat terus. Udah saatnya gw menjadi pribadi baru yang tak hanya terus menengadahkan tangan, tapi juga coba memberi, melayani, dan memberkati. Udah saatnya menjadi pribadi yang lebih ganteng lagi.

***

Serius kawan, dalam beberapa hari setelah khotbah itu, pkiran gw terus menganalisis dan memahami. Pemikiran itu terus mengkontaminasi otak gw dan menghadapkan gw kepada dua pilihan. Apa terus bergelut dalam kehidupan fana yang penuh dengan kesenangan atau kehidupan baru yang tentunya menuntut gw untuk menjadi pribadi yang baru. Sungguh kawan, gw masih terlalu unyu saat itu untuk dihadapkan pada dua pilihan itu. Berat memang.

Entah karena pengaruh apa, gw pun mengambil pilihan untuk masuk dan bergabung didalamnya. Yaps, hidup adalah pilihan kawan. Dan sekarang gw udah masuk ke dalamnya. Ternyata masuk di dalamnya engga seburuk yang gw duga, meski terkadang terdapat beberapa masalah di dalamnya, setidaknya itu semua gw anggep proses pendewasaan aja.

***


Dari sini gw mulai berpikir, sebenernya kita tak akan pernah tau apa maksud Tuhan dalam hidup kita, jika kita belum benar-benar ikhlas ngejalaninnya. Kuncinya adalah percaya pada-Nya. Ya percaya aja !
Sekarang buktinya, gw udah bisa sedikit meraba maksud Tuhan “mengapa menempatkan gw di kota Malang ini?” salah satunya mungkin ini, bisa bertemu sama kalian pribadi-pribadi yang baru, mungkin Tuhan mau kita sama-sama belajar untuk menjadi pribadi yang luar biasa lagi. Belajar menjadi terang bersama-sama.

Sebagai penutup, jujur, sebelum gw pergi ke malang, gw kira malang itu tempat yang serem, di kota di ujung pulau jawa yang di penuhi kesunyian (pada umumnya orang ganteng benci akan kesunyian), dan di penuhi orang-orang Jawa yang ga jelas bahasanya.
Tapi, kenyataanya adalah gw di pertemukan dengan orang-orang baik macam mereka di PMK IMANUEL, orang yang mau mengajarkan gw banyak hal, seperti kesetiaan, ketulusan, dan cinta.
Gw harap kita bisa terus bersama, tak ada perpecahan, seperti slogan yang suka mereka panjikan saat bersama “BECAUSE WE WERE FAMILY”

Sabtu, 07 Januari 2012

Selamat Natal my lovely family


Kehidupan emang selalu engga bisa diprediksi, meski kita tahu awalnya, tapi kita takkan pernah tau akhirnya. Begitu juga yang gw alamin kali ini kawan, coba kita flashback ke bulan Desember ditahun lalu, ketika gw masih berstatus pengangguran dan merajai rumah, dikelilingi nuansa merah ceria, dan indahnya kerlip pohon Natal.
Seinget gw, ketika bulan Desember tiba, gw selalu ngerasa bertambah ganteng, dibuai angpao Natal dan Tahun baru dari sanak keluarga, yang mendesak gw semakin tak kuasa mengajak beberapa gadis untuk sekedar bersenang-senang. Belum lagi suasana rumah yang mendadak bertambah hangat dan mesra, lantaran datangnya sanak-keluarga yang dari antah berantah, yang baru pertama kali gw lihat wajahnya, tiba-tiba datang sekedar hanya untuk mengucapkan Natal dan Tahun Baru. Hmm, indahnya...

Eits, tapi itu dulu kawan, tahun lalu, ketika gw masih dalam puncak everest kejayaan gw. Karena sekarang gw tak lebih dari sekedar bujang lapuk yang mencoba mencari peruntungan menimba ilmu di kampung orang. Terdampar di kota Malang, di tempat perantauan ini, Natal bagi gw adalah hal yang biasa saja. Mungkin hanya tanggal merah, pergi kegereja meski bukan hari Minggu, dan film kartun yang tayang semakin banyak, menjadi pembeda Natal dengan hari biasa. Bahkan dalam beberapa kasus nasib perantau yang lebih ekstrim, mereka akan melangkahi tanggal 25 pada bulan Desember itu hanya dengan berbaring seharian dikosan. Suram memang.
Sungguh kawan, ketika sang Desember telah mulai memunculkan wajahnya, memasuki persiapan Natal, hati gw selalu dilanda rindu. Gw rasa untuk urusan ini, kalian kawan wahai perantau yang tidak dapat pulang ketika libur natal khususnya, akan memiliki suatu konsep struktur kerinduan yang sinergis dengan gw.
Kita begitu merindukan kehangatan dirumah.
Bagi gw pribadi, disaat seperti ini, bayang-bayang tawa canda sambil menghias bonsai natal dirumah* (* pohon natal yang berukuran mini), makan lapet* (*camilan khas batak) bareng dirumah, sampe tidur bareng di ruang tamu bersama dirumah menunggu Tahun Baru tiba, selalu meng-galaukan gw.
Keluarga dan kehangatannya benar-benar mengahajar gw dengan kerinduan terhadap mereka.
Sekarang, karena gw ga bisa pulang merayakan Natal di rumah,biiarlah melalui notes ini, bisa menjadi kartu ucapan natal buat orang-orang yang ada dibalik kebijaksanaan gw ini, sesungguhnya gw punya mereka orang-orang yang selalu menjadi kompas penunjuk arah otak gw, yang ga akan membiarkan gw tersesat dan merasa sendiri, yaa, merekalah keluarga gw.
Whoooppp….
Dan inilah wajah-wajah ceria mereka :)
ini adalah foto kakak gw si ka nova (dengan topi santa) dan adik gw si sanklaria (pake kacamata).

nah kalo ini foto adik gw yang bontot si gita.



and of course my lovely parent’s
***
Yaps, akhir kata mau bilang selamat Natal buat keluargaku tercinta di bekasi sana, biarlah kerinduan di hatiku dan hati kalian, dapat diterjemahkan menjadi satu kata , yaitu cinta.
TUhan berkati kita.