Berawal dari iseng - iseng browsing pada nih malem, secara ga terduga
membawa gw pada sebuah artikel yang cukup bikin adrenalin gw berdetak
cepat, membuat pembuluh-pembuluh darah ini pun bekerja dengan sigap.
Merinding gw bacanya !
Engga sengaja gw nemu suatu
kisah istimewa yang menceritakan tentang seorang yg bernama Severn
Suzuki. Doi lahir di Kanada tanggal 30 November tahun 1979.
Yang
bikin dia istimewa adalah waktu umurnya masih 9 tahun, dia udah
ngediriin organisasi yang namanya Enviromental Children's Organization (
ECO ).
Nah, ECO itu sendiri adalah sebuah kelompok
kecil anak yg mendedikasikan diri untuk belajar dan mengajarkan pada
anak-anak lain mengenai masalah lingkungan.
Bak gayung yang
bersambut, suatu ketika mereka pun diundang menghadiri Konfrensi
Lingkungan hidup PBB, dimana pada saat itu Severn yg masih berusia 12
Tahun, sebagai perwakilan ECO ngasih pidato dahsyat yg ternyata isinya
langsung membungkam beberapa pemimpin dunia terkemuka.
okay,
biar loe pada juga bisa ngerasain dan ga nganggep gw cuma melebih-
lebihkan, ini dia gw mau kasih tau isi pidatonya. Oia, satu lagi, cuma
mau ingetin sekali lagi, Savernn bacain ini pidato di tengah Konferensi
PBB waktu masih 12 thn!
whoop,
Inilah Isi pidato tersebut: (Sumber: The Collage Foundation)
------------------------------------------------------------
Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental Children Organization
Kami
adalah kelompok dari Kanada yg terdiri dari anak-anak berusia 12 dan
13 tahun, yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga,
Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk
bisa datang kesini sejauh 6000 mil untuk memberitahukan pada anda
sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, hari ini di
sini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan
masa depan bagi diri saya saja.
Kehilangan masa depan
tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar
saham. Saya berada di sini untuk berbicara bagi semua generasi yg akan
datang.
Saya berada di sini mewakili anak-anak yg kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar.
Saya
berada di sini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat
yang tidak terhitung jumlahnya di seluruh planet ini karena kehilangan
habitatnya. Kami tidak boleh tidak didengar.
Saya
merasa takut untuk berada di bawah sinar matahari karena berlubangnya
lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu
ada bahan kimia apa yg dibawa oleh udara.
Saya sering memancing di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami
menemukan
bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker. Dan sekarang kami mendengar
bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan
tiap harinya - hilang selamanya.
Dalam hidup saya, saya
memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang-binatang liar,
hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu.
Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal tersebut bahkan masih
ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.
Apakah anda
sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini ketika anda
sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang? Semua ini terjadi
di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan
kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahannya. Saya hanyalah
seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahannya. Tetapi
saya ingin anda sekalian menyadari bahwa anda sekalian juga sama
seperti saya!
Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita.
Anda tidak tahu bagaimana cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai asalnya.
Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang telah punah.
Dan
anda tidak dapat mengembalikan hutan-hutan seperti sediakala di
tempatnya, yang sekarang hanya berupa padang pasir. Jika anda tidak tahu
bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!
Disini
anda adalah delegasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota
perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi sebenarnya anda adalah
ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi -
dan anda semua adalah anak dari seseorang.
Saya
hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah
bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5
milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air
dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan tidak akan
mengubah hal tersebut.
Saya
hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua
menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk
tujuan yang sama.
Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.
Di
negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan. Kami membeli
sesuatu dan kemudian membuangnya, beli dan kemudian buang. Walaupun
begitu tetap saja negara-negara di Utara tidak akan berbagi dengan
mereka yang memerlukan.
Bahkan ketika kita memiliki
lebih dari cukup, kita merasa takut untukkehilangan sebagian kekayaan
kita, kita takut untuk berbagi. Di Kanada kami memiliki kehidupan yang
nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan - kami
memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi.
Dua
hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan
waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak
tersebut memberitahukan kepada kami: " Aku berharap aku kaya, dan jika
aku kaya, aku akan memberikan anak-anak jalanan makanan, pakaian dan
obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih sayang " .
Jika seorang anak yang berada di jalanan dan tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa
kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah?
Saya
tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia sama
dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang
begitu besar, bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak-anak
yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak yang
kelaparan di Somalia ; seorang korban perang timur tengah atau pengemis
di India .
Saya hanyalah seorang anak kecil, namun
saya tahu bahwa jika semua uang yang dihabiskan untuk perang dipakai
untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan menemukan jawaban terhadap
permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini.
Di
sekolah, bahkan di taman kanak-kanak, anda mengajarkan kami untuk
berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan
orang lain, untuk mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita
timbulkan; untuk tidak menyakiti makhluk hidup lain, untuk berbagi dan
tidak tamak. Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda
ajarkan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?
Jangan
lupakan mengapa anda menghadiri konperensi ini, mengapa anda melakukan
hal ini - kami adalah anak-anak anda semua. Anda sekalianlah yang
memutuskan, dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua
seharusnya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan
mengatakan, " Semuanya akan baik-baik saja, 'kami melakukan yang
terbaik yang dapat kami lakukan dan ini bukanlah akhir dari segalanya.”
Tetapi
saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami
lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua? Ayah
saya selalu berkata, “Kamu akan selalu dikenang karena
perbuatanmu,bukan oleh kata-katamu”.
Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari. Kalian orang dewasa
berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut.
Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.
::
Jleeebbb.
Bener-bener nusuk kan.
Pidatonya
itupun udah bikin gag berkutik satu ruang sidang Konperensi PBB, semua
orang-orang penting dari seluruh dunia cuma bisa diem aja, tatapan
mereka kosong, hanya karena pidatonya. Setelah pidatonya selesai
serempak seluruh orang yang hadir diruang pidato tersebut berdiri dan
memberikan tepuk tangan yang meriah
kepada anak berusia 12 tahun itu.
Sambil menahan malu, dan ngumpulin semua sisa-sisa keberanian yang ada, ketua PBB saat itu cuma bisa membalas dalam pidatonya:
"Hari
ini saya merasa sangatlah malu terhadap diri saya sendiri karena saya
baru saja disadarkan betapa pentingnya linkungan dan isinya disekitar
kita oleh anak yang hanya berusia 12 tahun, yang maju berdiri di mimbar
ini tanpa selembarpun naskah untuk berpidato. Sedangkan saya maju
membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh asisten saya kemarin.
Saya ... tidak kita semua dikalahkan oleh anak yang berusia 12 tahun "
Dari
isi pidato Severn tadi, gw bener-bener di sadarkan betapa berharganya
lingkungan kita, sementara selama ini ini gw hanya berleha-leha aja
ngerusakinnya. Bodoh memang.
Satu lagi, gw bener-bener ngerasain
banget ini adalah pembuktian. Bahwa di balik tubuh kecilnya Savern,
kuasa Tuhan bener-bener besar bekerja didalamya.
follow me on twitter : @dermonttt
Bahagia adalah satu kata mempesona, suatu kata sensasional, tak terduga, ajaib, yang hakiki, hidup dan memotivasi di setiap hati manusia. Bahagia bisa timbul meski bukan kita yang merasakan, tapi melihat orang lain kita juga bisa merasakan kebahagiaan.
Selasa, 07 Agustus 2012
Selasa, 31 Januari 2012
IMMANUEL
Terdampar di kota malang, suatu kota antah
berantah yang hanya gw tau merupakan kota penghasil apel, adalah suatu
tanda tanya yang terus tumbuh dan bertumbuh dalam benak gw.
Gw ga mau men-judge kalian wahai pembaca notes gw yang berbahagia, tapi gw yakin kalian para perantau yang terjerembab dalam dinginnya malang ini, pasti juga pernah kan bertanya-tanya dalam hati,
“kenapa Tuhan menempatkan diri ku dalam dinginnya kota malang ini ?”
“kanapa dimalang, kan kejauhan !”
“ kenapa ga bekasi aja yang banyak artisnya ?”
“trus kenapa juga dia engga ngasih respon ?”
“kenapa ? kenapa Tuhan ?“
***
Hmphh..
Percayalah kawan, gw yang rupawan ini pun pernah mengalami masa kegalauan seperti itu, bahkan mungkin dalam tingkat yang lebih ekstrem. Kalo di presentasikan, kira-kira kegalauan yang gw lakukan seperti ini,
Di waktu malam hari, terdiam dalam kosan, dengan isi benak yang di penuhi pertanyaan diatas, sambil memandangi poster Britney, berharap itu gambar tiba-tiba hidup dan minta di kelonin, sambil sesekali ngelirik handphone yang dari tadi sepi, menunggu dia yang terkasih membalas sms gw. Gaa di bales !
Sedangkan ketika pagi hari, bangun tidur masih terus bertanya apa maksud Tuhan, terduduk ngumpulin nyawa, senam muka dikit kaya orang baca mantra, ngecek HP masih aja sepi, ga ada balesan sms dari dia yang terkasih. Suram !
Gw juga ga ngerti sebenenya gw galau karena terus mencari apa maksud Tuhan, atau karena gadis yang ga mau bales sms gw itu, tapi intinya kawan, gw juga pernah mengalami saat – saat pilu seperti itu.
***
Hingga pada akhirnya gw kenal PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) IMMANUEL.

PMK IMMANUEL itu sendiri di desain oleh persekutuan antara dua fakultas di Universitas Brawijaya, dengan latar belakang yang berbanding terbalik 180 derajat.
Dua persekutuan Fakultas yang saling mencinta itu adalah Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) dan Fakultas Ilmu Perikanan (FPIK)
Fakultas Ilmu Administrasi itu sendiri adalah fakultas dengan predikat juara umum jumlah Mahasiswa baru terbanyak tiap tahunnya, mahasiswa baru yang masih hijau, yang di tipu euforia kabanggan masuk FIA, padahal ga jelas nanti nasibnya ketika lulus bakal jadi apa. Ironis.
Sedangkan Fakultas Ilmu Perikanan adalah Fakultas yang selalu basaaah. Tiap mahasiswanya diharuskan bisa berenang (mungkin tinggi gw nambah kalo masuk sana), Fakultas yang tidak hanya berusaha memahami pola hidup manusia, tetapi juga memahami dan mempelajari kegiatan bermasyarakat ikan. Thats so cool !
***
Awalnya gw bergabung dalam komunitas ini beener-bener secara diluar dugaan banget. Waktu itu, ga akan gw lupa. Saat gw masih maba (mahasiswa bau), baru pdkt sama keadaan di tempat perantauan, keadaan Malang. Sama seperti remaja ababil lainnya dalam beradaptasi, adalah hal yang lumrah apabila dalam proses pengenalannya, kami (remaja ababil) akan lebih memikirkan hal-hal yang dapat menyenangkan dan memberikan rasa nge-fly setiap harinya saja dalam proses adaptasi ini. Maklum, perasaan jauh dari orang tua, tak ada yang mengontrol, seakan menjadi raja yang terus memerintah gw pada saat itu untuk terus berleha-leha saja. Waktu itu quotes yang selalu brapi-api di hati gw adalah “everyday is holiday” .
Entah gimana caranya suatu ketika, seorang kakak dari persekutuan ini pun mulai mengajak gw untuk mengikuti suatu ibadah yang di sponsori oleh PMK IMANUEL itu sendiri. Kehidupan emang selalu engga bisa di prediksi (gw selalu seneng bilang kata ini), Tuhan memang maha tau, makanya pas itu, waktu ibadah itu, isi temanya kena banget ke isi hati gw. Layaknya kata penolakan dari seorang gadis, jleebb !!! nusuk hati banget.
Gw lupa tema khotbah itu ayatnya diambil dari kitab apa, tapi yang jelas ini khotbahnya berbicara sepeti ini “di usia sekarang ini (mahasiswa maksudnya) sudah seharusnya kita melompatii garis dari manja menjadi mandiri, dari dilayani menjadi melayani, dan dari di berkati menjadi memberkati ”
Okey, mungkin kata-katanya sedikit gw tambahin dengan pemikiran gw yang briliant, tapi tanpa bermaksud mengurangi sedikitpun maknanya. Gw bener-bener terinspirasi. Bener juga kan, mau sampai kapan gw terus bermanja ria, mau sampai kapan gw minta dilayani terus, dan mau sampe kapan gw minta berkat terus. Udah saatnya gw menjadi pribadi baru yang tak hanya terus menengadahkan tangan, tapi juga coba memberi, melayani, dan memberkati. Udah saatnya menjadi pribadi yang lebih ganteng lagi.
***
Serius kawan, dalam beberapa hari setelah khotbah itu, pkiran gw terus menganalisis dan memahami. Pemikiran itu terus mengkontaminasi otak gw dan menghadapkan gw kepada dua pilihan. Apa terus bergelut dalam kehidupan fana yang penuh dengan kesenangan atau kehidupan baru yang tentunya menuntut gw untuk menjadi pribadi yang baru. Sungguh kawan, gw masih terlalu unyu saat itu untuk dihadapkan pada dua pilihan itu. Berat memang.
Entah karena pengaruh apa, gw pun mengambil pilihan untuk masuk dan bergabung didalamnya. Yaps, hidup adalah pilihan kawan. Dan sekarang gw udah masuk ke dalamnya. Ternyata masuk di dalamnya engga seburuk yang gw duga, meski terkadang terdapat beberapa masalah di dalamnya, setidaknya itu semua gw anggep proses pendewasaan aja.
***
Dari sini gw mulai berpikir, sebenernya kita tak akan pernah tau apa maksud Tuhan dalam hidup kita, jika kita belum benar-benar ikhlas ngejalaninnya. Kuncinya adalah percaya pada-Nya. Ya percaya aja !
Sekarang buktinya, gw udah bisa sedikit meraba maksud Tuhan “mengapa menempatkan gw di kota Malang ini?” salah satunya mungkin ini, bisa bertemu sama kalian pribadi-pribadi yang baru, mungkin Tuhan mau kita sama-sama belajar untuk menjadi pribadi yang luar biasa lagi. Belajar menjadi terang bersama-sama.
Sebagai penutup, jujur, sebelum gw pergi ke malang, gw kira malang itu tempat yang serem, di kota di ujung pulau jawa yang di penuhi kesunyian (pada umumnya orang ganteng benci akan kesunyian), dan di penuhi orang-orang Jawa yang ga jelas bahasanya.
Tapi, kenyataanya adalah gw di pertemukan dengan orang-orang baik macam mereka di PMK IMANUEL, orang yang mau mengajarkan gw banyak hal, seperti kesetiaan, ketulusan, dan cinta.
Gw harap kita bisa terus bersama, tak ada perpecahan, seperti slogan yang suka mereka panjikan saat bersama “BECAUSE WE WERE FAMILY”
Gw ga mau men-judge kalian wahai pembaca notes gw yang berbahagia, tapi gw yakin kalian para perantau yang terjerembab dalam dinginnya malang ini, pasti juga pernah kan bertanya-tanya dalam hati,
“kenapa Tuhan menempatkan diri ku dalam dinginnya kota malang ini ?”
“kanapa dimalang, kan kejauhan !”
“ kenapa ga bekasi aja yang banyak artisnya ?”
“trus kenapa juga dia engga ngasih respon ?”
“kenapa ? kenapa Tuhan ?“
***
Hmphh..
Percayalah kawan, gw yang rupawan ini pun pernah mengalami masa kegalauan seperti itu, bahkan mungkin dalam tingkat yang lebih ekstrem. Kalo di presentasikan, kira-kira kegalauan yang gw lakukan seperti ini,
Di waktu malam hari, terdiam dalam kosan, dengan isi benak yang di penuhi pertanyaan diatas, sambil memandangi poster Britney, berharap itu gambar tiba-tiba hidup dan minta di kelonin, sambil sesekali ngelirik handphone yang dari tadi sepi, menunggu dia yang terkasih membalas sms gw. Gaa di bales !
Sedangkan ketika pagi hari, bangun tidur masih terus bertanya apa maksud Tuhan, terduduk ngumpulin nyawa, senam muka dikit kaya orang baca mantra, ngecek HP masih aja sepi, ga ada balesan sms dari dia yang terkasih. Suram !
Gw juga ga ngerti sebenenya gw galau karena terus mencari apa maksud Tuhan, atau karena gadis yang ga mau bales sms gw itu, tapi intinya kawan, gw juga pernah mengalami saat – saat pilu seperti itu.
***
Hingga pada akhirnya gw kenal PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) IMMANUEL.

PMK IMMANUEL itu sendiri di desain oleh persekutuan antara dua fakultas di Universitas Brawijaya, dengan latar belakang yang berbanding terbalik 180 derajat.
Dua persekutuan Fakultas yang saling mencinta itu adalah Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) dan Fakultas Ilmu Perikanan (FPIK)
Fakultas Ilmu Administrasi itu sendiri adalah fakultas dengan predikat juara umum jumlah Mahasiswa baru terbanyak tiap tahunnya, mahasiswa baru yang masih hijau, yang di tipu euforia kabanggan masuk FIA, padahal ga jelas nanti nasibnya ketika lulus bakal jadi apa. Ironis.
Sedangkan Fakultas Ilmu Perikanan adalah Fakultas yang selalu basaaah. Tiap mahasiswanya diharuskan bisa berenang (mungkin tinggi gw nambah kalo masuk sana), Fakultas yang tidak hanya berusaha memahami pola hidup manusia, tetapi juga memahami dan mempelajari kegiatan bermasyarakat ikan. Thats so cool !
***
Awalnya gw bergabung dalam komunitas ini beener-bener secara diluar dugaan banget. Waktu itu, ga akan gw lupa. Saat gw masih maba (mahasiswa bau), baru pdkt sama keadaan di tempat perantauan, keadaan Malang. Sama seperti remaja ababil lainnya dalam beradaptasi, adalah hal yang lumrah apabila dalam proses pengenalannya, kami (remaja ababil) akan lebih memikirkan hal-hal yang dapat menyenangkan dan memberikan rasa nge-fly setiap harinya saja dalam proses adaptasi ini. Maklum, perasaan jauh dari orang tua, tak ada yang mengontrol, seakan menjadi raja yang terus memerintah gw pada saat itu untuk terus berleha-leha saja. Waktu itu quotes yang selalu brapi-api di hati gw adalah “everyday is holiday” .
Entah gimana caranya suatu ketika, seorang kakak dari persekutuan ini pun mulai mengajak gw untuk mengikuti suatu ibadah yang di sponsori oleh PMK IMANUEL itu sendiri. Kehidupan emang selalu engga bisa di prediksi (gw selalu seneng bilang kata ini), Tuhan memang maha tau, makanya pas itu, waktu ibadah itu, isi temanya kena banget ke isi hati gw. Layaknya kata penolakan dari seorang gadis, jleebb !!! nusuk hati banget.
Gw lupa tema khotbah itu ayatnya diambil dari kitab apa, tapi yang jelas ini khotbahnya berbicara sepeti ini “di usia sekarang ini (mahasiswa maksudnya) sudah seharusnya kita melompatii garis dari manja menjadi mandiri, dari dilayani menjadi melayani, dan dari di berkati menjadi memberkati ”
Okey, mungkin kata-katanya sedikit gw tambahin dengan pemikiran gw yang briliant, tapi tanpa bermaksud mengurangi sedikitpun maknanya. Gw bener-bener terinspirasi. Bener juga kan, mau sampai kapan gw terus bermanja ria, mau sampai kapan gw minta dilayani terus, dan mau sampe kapan gw minta berkat terus. Udah saatnya gw menjadi pribadi baru yang tak hanya terus menengadahkan tangan, tapi juga coba memberi, melayani, dan memberkati. Udah saatnya menjadi pribadi yang lebih ganteng lagi.
***
Serius kawan, dalam beberapa hari setelah khotbah itu, pkiran gw terus menganalisis dan memahami. Pemikiran itu terus mengkontaminasi otak gw dan menghadapkan gw kepada dua pilihan. Apa terus bergelut dalam kehidupan fana yang penuh dengan kesenangan atau kehidupan baru yang tentunya menuntut gw untuk menjadi pribadi yang baru. Sungguh kawan, gw masih terlalu unyu saat itu untuk dihadapkan pada dua pilihan itu. Berat memang.
Entah karena pengaruh apa, gw pun mengambil pilihan untuk masuk dan bergabung didalamnya. Yaps, hidup adalah pilihan kawan. Dan sekarang gw udah masuk ke dalamnya. Ternyata masuk di dalamnya engga seburuk yang gw duga, meski terkadang terdapat beberapa masalah di dalamnya, setidaknya itu semua gw anggep proses pendewasaan aja.
***
Dari sini gw mulai berpikir, sebenernya kita tak akan pernah tau apa maksud Tuhan dalam hidup kita, jika kita belum benar-benar ikhlas ngejalaninnya. Kuncinya adalah percaya pada-Nya. Ya percaya aja !
Sekarang buktinya, gw udah bisa sedikit meraba maksud Tuhan “mengapa menempatkan gw di kota Malang ini?” salah satunya mungkin ini, bisa bertemu sama kalian pribadi-pribadi yang baru, mungkin Tuhan mau kita sama-sama belajar untuk menjadi pribadi yang luar biasa lagi. Belajar menjadi terang bersama-sama.
Sebagai penutup, jujur, sebelum gw pergi ke malang, gw kira malang itu tempat yang serem, di kota di ujung pulau jawa yang di penuhi kesunyian (pada umumnya orang ganteng benci akan kesunyian), dan di penuhi orang-orang Jawa yang ga jelas bahasanya.
Tapi, kenyataanya adalah gw di pertemukan dengan orang-orang baik macam mereka di PMK IMANUEL, orang yang mau mengajarkan gw banyak hal, seperti kesetiaan, ketulusan, dan cinta.
Gw harap kita bisa terus bersama, tak ada perpecahan, seperti slogan yang suka mereka panjikan saat bersama “BECAUSE WE WERE FAMILY”

Sabtu, 07 Januari 2012
Selamat Natal my lovely family
Kehidupan emang selalu engga bisa diprediksi, meski kita tahu awalnya, tapi kita takkan pernah tau akhirnya. Begitu juga yang gw alamin kali ini kawan, coba kita flashback ke bulan Desember ditahun lalu, ketika gw masih berstatus pengangguran dan merajai rumah, dikelilingi nuansa merah ceria, dan indahnya kerlip pohon Natal.
Seinget gw, ketika bulan Desember tiba, gw selalu ngerasa bertambah ganteng, dibuai angpao Natal dan Tahun baru dari sanak keluarga, yang mendesak gw semakin tak kuasa mengajak beberapa gadis untuk sekedar bersenang-senang. Belum lagi suasana rumah yang mendadak bertambah hangat dan mesra, lantaran datangnya sanak-keluarga yang dari antah berantah, yang baru pertama kali gw lihat wajahnya, tiba-tiba datang sekedar hanya untuk mengucapkan Natal dan Tahun Baru. Hmm, indahnya...
Eits, tapi itu dulu kawan, tahun lalu, ketika gw masih dalam puncak everest kejayaan gw. Karena sekarang gw tak lebih dari sekedar bujang lapuk yang mencoba mencari peruntungan menimba ilmu di kampung orang. Terdampar di kota Malang, di tempat perantauan ini, Natal bagi gw adalah hal yang biasa saja. Mungkin hanya tanggal merah, pergi kegereja meski bukan hari Minggu, dan film kartun yang tayang semakin banyak, menjadi pembeda Natal dengan hari biasa. Bahkan dalam beberapa kasus nasib perantau yang lebih ekstrim, mereka akan melangkahi tanggal 25 pada bulan Desember itu hanya dengan berbaring seharian dikosan. Suram memang.
Sungguh kawan, ketika sang Desember telah mulai memunculkan wajahnya, memasuki persiapan Natal, hati gw selalu dilanda rindu. Gw rasa untuk urusan ini, kalian kawan wahai perantau yang tidak dapat pulang ketika libur natal khususnya, akan memiliki suatu konsep struktur kerinduan yang sinergis dengan gw.
Kita begitu merindukan kehangatan dirumah.
Bagi gw pribadi, disaat seperti ini, bayang-bayang tawa canda sambil menghias bonsai natal dirumah* (* pohon natal yang berukuran mini), makan lapet* (*camilan khas batak) bareng dirumah, sampe tidur bareng di ruang tamu bersama dirumah menunggu Tahun Baru tiba, selalu meng-galaukan gw.
Keluarga dan kehangatannya benar-benar mengahajar gw dengan kerinduan terhadap mereka.
Sekarang, karena gw ga bisa pulang merayakan Natal di rumah,biiarlah melalui notes ini, bisa menjadi kartu ucapan natal buat orang-orang yang ada dibalik kebijaksanaan gw ini, sesungguhnya gw punya mereka orang-orang yang selalu menjadi kompas penunjuk arah otak gw, yang ga akan membiarkan gw tersesat dan merasa sendiri, yaa, merekalah keluarga gw.
Whoooppp….
Dan inilah wajah-wajah ceria mereka :)
ini adalah foto kakak gw si ka nova (dengan topi santa) dan adik gw si sanklaria (pake kacamata).
nah kalo ini foto adik gw yang bontot si gita.
nah kalo ini foto adik gw yang bontot si gita.

***
Yaps, akhir kata mau bilang selamat Natal buat keluargaku tercinta di bekasi sana, biarlah kerinduan di hatiku dan hati kalian, dapat diterjemahkan menjadi satu kata , yaitu cinta.
Langganan:
Postingan (Atom)