Minggu, 28 Juli 2013

Gua Menyebutnya Kesadaran Membaca Situasi



Gua ini adalah satu dari sekian banyak orang tampan, yang memiliki tingkat kesadaran rendah dalam membaca situasi. Membaca situasi yang gua maksud disini adalah membaca keadaan yang sedang terjadi pada diri gua. Apakah mengancam diri sendiri, menguntungkan, ataupun mengkhianati diri sendiri, gua selalu telat dan telat menyadarinya. 

Seperti contoh, apabila gua terjebak dalam lift kepunyaan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Lift rusak yang ketika udah sampe lantai tujuan, tapi pintu lift tak kunjung terbuka, maka tidak serta merta gua sadar kalo gua sedang terjebak di lift. Pikiran gua sering berorientasi janggal mengira kalo hal itu terjadi, pastilah gua sedang dikerjai suatu acara dari stasiun TV swasta ternama yang menyembunyikan kamera-kamera kecil tak terlihat guna menangkap ekspresi-ekspresi lugu tampan gua, berharap gua bakal shock. Lalu di ujung acara, mereka menertawakan gua sambil memberi sedikit uang ucapan terimakasih karena udah membiarkan gua dalam buliannya dan meneriakkan kata sakti pamungkasnya “KENA DEH !!!”. Sekmen ini yang paling gua tunggu.

Kurang Lebih ekspresi gua bakal seperti ini.
Masih dalam situasi terjebak lift, bahkan setelah para penjaga kampus berusaha menyelamatkan gua dengan membuka lift, maka mereka akan mendapati gua tengah tersenyum sumringah di dalem lift. Senyum yang bermakna “Yes, gua berhasil melewati sekmen dikerjain ini, mana kamera, mana duit gua, mana yang neriakin gua KENA DEH !!!” Bodoh memang.










Iya kawan, otak gua selalu berusaha menenangkan hati gua dengan pemikiran bodohnya yang memang gua akui, sejauh ini membuat gua lebih selow kalo ada apa-apa. Meski ya itu tadi, membuat kemampuan gua membaca situasi jadi berkurang. Seperti anak ayam yang tertinggal induknya, limbung, tak tahu arah, tak tahu marabahaya, banyak ditemukan mati mejret terlindas mobil yang lalu lalang. Kasihan

Banyak temen gua yang mengakui rendahnya tingkat kesadaran gua dalam membaca situasi ini. Tetapi mereka mengatakan hal ini dengan sebutan singkat saja, secara halus, namun dengan ekspresi seperti seorang janda yang memiliki gosip baru buat disebar keseluruh Rukun Tetangga. Nyiyir.
Mereka biasa  mengatakan sakit yang diidap kelenjar otak gua ini dengan sebutan ‘kurang peka’. Aih, Sekali lagi melalui teman-teman gua, kembali gua dapati absolute truth about me. Gua seperti tersadarkan.

Seperti yang kita tahu, semua cermin jenis apapun, berlensa apapun, cembung, cekung, rangkap, tidak akan pernah bisa membuat kita mengenali diri sendiri. Sebenarnya hal ini sudah lama dibicarakan dalam ilmu sains. Menurut ilmu fisika, cermin akan membuat terbatasnya informasi dari dua dimensi hanya sebesar luas cermin tersebut. Kita juga tidak akan pernah tahu bagaimana menilai diri sendiri, karena kecenderungan narsis memuji diri sendiri, dan sebagian lagi karena kita tak sanggup menerima kenyataan pahit kalo kita tak sebaik dan setampan yang kita kira.


Maka dari situ beruntunglah gua mempunyai teman-teman yang setiap kali secara responsoria, secara spontan, mereka selalu membuka tabir absolute truth about me. Untuk kali ini gua mendapatkan satu lagi kekurangan gua ‘kurang peka’ kata mereka. Aih lembut betul kata itu. Biasanya kata-kata kekurangan yang gua terima adalah kurang tajir, kurang gemuk, kurang tinggi, dan kurang asupan gizi. Tapi kali ini gua dapati diri gua dengan satu kekurangan lagi ‘kurang peka’ aih, gua selalu suka dengernya.

Lanjutnya, temen-temen gua ini bersabda bahwasanya ke kurang peka-an gua selama inilah menjadi alasan mutlak kenapa sampe sekarang gua mendapati diri gua masih saja sendiri melewati malam minggu ataupun malam-malam dengan tanggal bagus lainnya. Mereka meyakini kelemahan gua kali inilah alasan gua masih berstatus bujang lapuk. Kurang peka.

Gua sendiri sampe sekarang masih belum tau dimana korelasi antara kurang peka sama kehebatan membaca rumusan kode-kode dari wanita. Hingga akhirnya beberapa kali surfing di internet telah membukakan mata gua. Banyak artikel yang mengatakan “Wanita bukan soal apa yang ia katakan, tapi soal apa yang ia lakukan”. Itu artinya, wanita bukan soal apa yg terlontar dari mulutnya, tapi bagaimana gerak-gerik gesture tubuhnya. Disinilah kelemahan gua, sangat sulit membaca gesture bahasa tubuh kawan.

Jadi ketika gua sedang mendekati seorang wanita, dan sudah jelas dari gerakan badannya doi tidak berkenan, jangan harap gua langsung paham. Gua bakal terus mencoba deketin, sampe gesture kode dari tubuhnya berubah menjadi gesture menyelamatkan diri, dengan memberikan gua sekali tamparan penyadar kembali ke bujang lapukan. Sadarlah gua, dan kembali pada kehidupan yang durja itu.

Begitu juga ketika seorang wanita yang dengan gesture kodenya berharap sinyal-sinyal lampu hijau yang di orbitkan darinya tertangkap oleh gua. Astaga, indah bukan buatan. Seperti misalnya dia mencoba, hmm.. dia jadi, hmm.. gimana ya, hmm. Okelah bagian ini gua skip, karena udah lama juga gua ga ngerasain kode dari cewe yang berarti “iya lo ganteng, gua mau kenal lo lebih lagi.” Kampret. Nah kawan, gua juga ga mau terlalu jauh membicarakan hal diatas. Karena emang bukan hal ini yang mau gua tulis dalam tulisan kali ini. Aih kawan, jangan pengen tahu gitu, biar bagaimana lo semua tetep sobat gua.

Pada akhirnya kelemahan gua dalam membaca situasi jugalah yang membawa gua pada petualangan-petualangan unik sekaligus mendebarkan yang pernah gua alami. Pengalaman inilah yang menurut gua wewenang ilahi sang pencipta untuk mendewasakan pemikiran-pemikiran gua. Dan justru, kekurang-pekaan gua inilah yang menuntun gua bertemu mereka sahabat-sahabat gua ini.

Seperti pengalaman ketika gua terjebak dalam gerbong terakhir kereta api mataremaja. Aih kawan, jadi begini ceritanya. Mataremaja itu sendiri adalah kereta sakti terbuat dari besi tua jurusan Malang-Jakarta. Kereta ini memang sudah tidak pantas lagi memikul berat dan perjalanan yang sejauh itu, melihat kondisi fisiknya yang memprihatinkan. Jika di deskripsikan seperti kaleng disusun panjang, diberi roda, dan diletakkan pada rel kereta. Miris. Tetapi dibalik semua itu, Matarmaja memang memiliki tugas mulia mengangkut gua dan para mahasiswa kere lainnya menuju tempat perantauan untuk menimba ilmu. Kereta tua ini melintas tidak hanya melewati batasan geografis, tetapi juga melewati batasan suku, bahasa, dan budaya. Sakti.



Pengalaman gua dalam Matarmaja waktu itu adalah kedapatan bersama gembong bonek berandalan tak memegang tiket lantaran kurang peka gua itu tadi. Dengan lugunya gua titipkan tiket kereta gua ketemen gua di gerbong 3 kereta, sementara gua bermain ke gerbong terakhir kereta. Memang apes tak ada yang tahu kapan datangnya, ternyata gerbong terakhir itu berisikan suporter bola berandalan yang mengatas namakan diri mereka BONEK yang dengan menumpang gerbong terakhir mataremaja tanpa membeli tiket.

Jadilah gua kebingungan saat gerbong terakhir kereta di grebek polisi kereta yang menanyakan tiket kita dengan sangat tidak terpuji. Belum lagi gerakan tubuh tidak perlunya, yang didapat dari latihan sehari-hari, sebagian lagi karena perasaan dendam di pukuli orang tuanya ketika kecil mungkin. Jadilah kami para berandal tak bertiket makanan empuk mereka untuk menguji kekuatan kaki, tangan ataupun bahan balas dendamnya. Tidak ragu para polisi kereta ini mengayunkan tinju terbaiknya ke arah penyamun tak bertiket itu, termasuk gua yang dihadiahi sekali tendangan canon menggelegar kearah paha kiri gua. Beruntung gua memiliki kekuatan kaki yang didapat dari latihan futsal tiap minggu, dan selalu jalan kaki ke kampus, membuat gua tetap terjaga. Tak bergeming.

Sekali lagi keberuntungan gua, sebelum sempat digiring polisi tak beradab itu kedalam pos polisi, dimana mereka menggiring kami dengan menyuruh kami jongkok dengan tangan diatas kepala, sambil menendangi pantat kami layaknya menggiring ayam kampung ke kandang, temen gua secara heroik menyelamatkan gua. Aryo namanya. Pemuda santun bertampang pas-pasan ini langsung membawa tiket gua dan menjelaskan pada polisi penggiring ayam itu, kalo gua adalah salah satu temannya dan menunjukkan tiket gua. Gua selamat.
Nasib Gua jika tidak diselamatkan Aryo.

Yang menarik dari kejadian ini adalah gua mengenal beberapa teman baru yang bersamanya gua terjebak dalam gerbong, namun tidak seperti gua, dia membawa tiketnya dan dengan tiket itu menyelamatkan dirinya sendiri, membiarkan gua dalam gelapnya grebekan polisi kereta. Ipang namanya. Dari sini gua kembali belajar lagi, bahwa sifat asli seseorang akan keluar ketika benar-benar dalam keadaan terjepit. Dan mengharap kesetiakawanan pada Ipang saat itu ? layaknya mengharapkan seorang Sains percaya pada keberadaan mitos. Tidak mungkin.

Satu lagi orang unik yang gua jumpai di kereta waktu itu adalah Wildan. Pria buruk rupa satu ini paling angkuh dari semuanya, bahkan ikut kita kaum pria ke gerbong terakhir untuk mencari tempat yang lebih lega saja dia ga mau. Dia tetap kokoh di gerbong tiga, manja, duduk sok imut bareng temen-temen wanita yang menjauhinya. Kampret memang itu orang.

Tapi kawan, seiring berjalannya waktu gua justru semakin dekat sama mereka. Setiap jumpa dengan mereka dikampus Ipang, Wildan, kita selalu tertawa terkekeh-kekeh mengingat kejadian konyol di kereta itu. Tuhan memang punya cara lain mendekatkan gua dengan mereka. Merekapun mengenalkan gua dengan teman yang lain seperti Yulia, Bela, Puspa, Hendi, Iksan, Riki dan Ikbal padang. Siapa mereka ? Aih kawan, kalian memang selalu ingin tahu. Baiklah, gua kasih tau. Tapi janji ini cuman rahasia kita ya. :')

Mulai dari Yulia ibu dari anak-anak. Wanita dengan tampilan minimalis dan elegan ini sudah langsung terlihat dari model berpakaian, model berbicara, sampai model hidungnya yang juga minimalis. Semua keadaan minimalis pada dirinya membuat kita merasa welcome, belum lagi aura ke-ibuan yang memuncrat dari dirinya, semua perpaduan itu menciptakan suatu kedaan, nyaman. 
Bella adalah gadis yang dengan tubuh kecilnya mampu menanggung beban hidup yang begitu berat. Terutama masalah cinta. Dia selalu tampil ceria tersenyum dihiasi hidung minimalisnya juga. Tempat terbaik buat bercerita. :)
Puspa lain lagi, dialah gadis asli keturunan betawi yang doyan makan jengkol. Kata dia, belum sah jadi orang betawi kalo ga doyan jengkol. Engga habis pikir gua gimana aura kamar mandinya ketika habis makan jengkol, terus nyemil singkong, thats awesome.
Lanjut ke Hendi adalah salah satu pesakitan dalam cinta, ibarat Cu Pat Kai, dia sudah banyak menikmati asam garam cinta, namun belum menemukan Happy Ending. Kabar terakhir yang beredar, sekarang dirinya tengah terjebak dalam cinta di suatu persahabatan. :')
Iksan adalah sobat gua yang paling penuh dengan perhitungan. Jangan pernah ajak dia futsal kalo lo ga bawa uang lebih. Meski begitu dia sobat gua. :")
Terakhir Riki dan Ikbal adalah dua kompatriot yang selalu bersama. Mereka selalu melakukan kejahatan dan menindas kaum lain berdua bersama. Riki pemuda asli jember yang kaku berpadu dengan Ikbal pemuda padang licik nan misterius. Duet mereka sangat disegani di fakultasnya. Gua mengagumi mereka. Whehehe

Bersama merekalah gua sering menghabiskan malam kelabu. Menertawakan hal-hal tidak terduga yang gua menyebutnya joke from telepathy. Mungkin orang tidak akan paham maksudnya, tetapi kami bisa tertawa terbahak-bahak membicarakannya. Kesatuan frame dan otak yang kosong sangat berpengaruh dalam hal ini.

Selebihnya gua selalu bahagia bersama mereka. Komedi dangkal, kelucuan secara spontan, dan perasaan bahagia ketika mengatakan hal-hal aneh untuk menyebutkan nama lain dari bentuk wajah Wildan selalu membuat kami lebih bahagia. Apalagi sambil menikmati ekspresi dari wajah Wildan yang tertindas, aih indah tak terperi bukan buatan. Hehehehe

Lebih dari itu sesungguhnya kita adalah orang-orang yang berbahagia, sebab bisa bergembira dari hal-hal yang sederhana. Finally, gua sadar ketidak pekaaan gua jugalah yang menuntun gua kepada sobat-sobat gua ini. Mereka yang selalu menjadi bulan penerang penuntun gua terlepas dari ketidakpekaan gua. That’s friends are for.


Minggu, 23 Juni 2013

JERAWAT ? SIAPA TAKUT !!! :"(




Masa muda masa yang berapi-api!   Begitu kalimat dahsyat dari Sang Legenda Bang Haji Rhoma. Hal ini adalah benar adanya, karena pada masa inilah gejolak hasrat kita untuk melakukan suatu hal begitu sulit terbendung dan membara. Keinginan untuk terus bersenang-senang bersama teman selalu merajai hati dan pemikiran kita. Ditambah lagi stamina kita pada masa remaja yang unlimited, mendukung kita untuk terus beraktifitas mengeksplore semua minat bakat dan kesukaan yang ada pada diri tanpa menghiraukan sang waktu.  

Bagai pisau bermata dua, masa pubertas meskipun memberikan kita semangat dan gairah yang begitu tinggi, namun akan menjadi suram ketika dihadapkan pada kenyataan pada masa itu kadar ke-asaman bau badan akan meningkat laksana kuli bangunan.  Serta dihadapkannya kita pada satu lagi masalah paling manjur mengikis kepercayaan diri para remaja dan menjadi musuh utama para remaja saat itu, JERAWAT.



Alamiahnya, jerawat akan timbul karena faktor hormon yang berkembang dalam setiap diri manusia. Dengan kata lain, semua orang pernah mengalami siklus yang namanya masa jerawatan. Yang menjadi pembeda adalah apabila remaja pada masa itu tidak menjaga kebersihan badan, dan melakukan pola hidup yang tidak baik seperti sering begadang, maka akan memicu meningkatnya jerawat yang bertaburan di wajahnya. Semakin banyak jerawat yang tumbuh berbanding lurus dengan semakin berkurangnya rasa percaya diri. Itu berarti semakin berkurangnya intensitas bermain bersama teman-teman. Itu semua akan mengganggu keadaan psychic sang penderita jerawat sehingga menjadi orang yang tertutup dan cenderungan menjadi manusia jomblo dalam waktu yang cukup lama. Mengerikan. 

Banyak mitos yang menyebutkan cara-cara untuk mencegah timbulnya jerawat. Mulai dari tidak memakan kacang-kacangan, jangan terlalu banyak pikiran, sampai jangan terlalu sering menghina teman yang jerawatan.  Semua itu hanyalah buah bibir belaka, karena pada akhirnya diri kitalah raja atas diri kita sendiri. Jika kita bisa menjaga kebersihan badan dan menjaga pola hidup serta pola makan kita, bukan tidak mungkin jerawat malas tumbuh di wajah kita. Satu lagi yang terpenting adalah bagaimana kita menjaga kebersihan hati kita. Menjaga kebersihan hati dengan berperilaku yang baik dan bermanfaat bagi sesama, karena hati yang bersih akan memancarkan sinarnya melalui wajah yang bersih juga. Seperti kata orang-orang besar dahulu “Sebab dari hatilah terpancar kehidupan”.


Udah lama engga nulis, sekalinya mau nulis dapet ide dari ngelihat performa wajah sohib sendiri yang mukanya begitu menyita perhatian gua.

Tulisan singkat ini gua dedikasikan buat  teman gua yang dengan wajahnya menanggung beban hidup begitu berat, namun tabah menjalaninya. sahabat gua, Wildan Nugraha :")


Selasa, 07 Agustus 2012

Dia, Bocah Yang Berhasil Membungkam Dunia

Berawal dari iseng - iseng browsing pada nih malem, secara ga terduga membawa gw pada sebuah artikel yang cukup bikin adrenalin gw berdetak cepat, membuat pembuluh-pembuluh darah ini pun bekerja dengan sigap. Merinding gw bacanya !

Engga sengaja gw nemu suatu kisah istimewa yang menceritakan tentang seorang yg bernama Severn Suzuki. Doi lahir di Kanada tanggal 30 November tahun 1979.
Yang bikin dia istimewa adalah waktu umurnya masih 9 tahun, dia udah ngediriin organisasi yang namanya Enviromental Children's Organization ( ECO ).

Nah, ECO itu sendiri adalah sebuah kelompok kecil anak yg mendedikasikan diri untuk belajar dan mengajarkan pada anak-anak lain mengenai masalah lingkungan.
Bak gayung yang bersambut, suatu ketika mereka pun diundang menghadiri Konfrensi Lingkungan hidup PBB, dimana pada saat itu Severn yg masih berusia 12 Tahun, sebagai perwakilan ECO ngasih pidato dahsyat yg ternyata isinya langsung  membungkam beberapa pemimpin dunia terkemuka.

okay, biar loe pada juga bisa ngerasain dan ga nganggep gw cuma melebih- lebihkan, ini dia gw mau kasih tau isi pidatonya. Oia, satu lagi, cuma mau ingetin sekali lagi, Savernn bacain ini pidato di tengah Konferensi PBB waktu masih 12 thn!

whoop,
Inilah Isi pidato tersebut: (Sumber: The Collage Foundation)
------------------------------------------------------------
Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental Children Organization
Kami adalah kelompok dari Kanada yg terdiri dari anak-anak berusia 12 dan 13 tahun, yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk bisa datang kesini sejauh 6000 mil untuk memberitahukan pada anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, hari ini di sini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja.

Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada di sini untuk berbicara bagi semua generasi yg akan datang.

Saya berada di sini mewakili anak-anak yg kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar.

Saya berada di sini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya di seluruh planet ini karena kehilangan habitatnya. Kami tidak boleh tidak didengar.

Saya merasa takut untuk berada di bawah sinar matahari karena berlubangnya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yg dibawa oleh udara.

Saya sering memancing di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami
menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker. Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya - hilang selamanya.

Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.

Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang? Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahannya. Tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa anda sekalian juga sama seperti saya!

Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita.
Anda tidak tahu bagaimana cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai asalnya.
Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang telah punah.

Dan anda tidak dapat mengembalikan hutan-hutan seperti sediakala di tempatnya, yang sekarang hanya berupa padang pasir. Jika anda tidak tahu bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!

Disini anda adalah delegasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi sebenarnya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi - dan anda semua adalah anak dari seseorang.

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan tidak akan
mengubah hal tersebut.

Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama.

Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.

Di negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan. Kami membeli sesuatu dan kemudian membuangnya, beli dan kemudian buang. Walaupun begitu tetap saja negara-negara di Utara tidak akan berbagi dengan mereka yang memerlukan.

Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untukkehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi. Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi.

Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: " Aku berharap aku kaya, dan jika aku kaya, aku akan memberikan anak-anak jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih sayang " .

Jika seorang anak yang berada di jalanan dan tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa
kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah?

Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang begitu besar, bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak-anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan di Somalia ; seorang korban perang timur tengah atau pengemis di India .

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa jika semua uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini.

Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak, anda mengajarkan kami untuk berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan orang lain, untuk mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita timbulkan; untuk tidak menyakiti makhluk hidup lain, untuk berbagi dan tidak tamak. Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda ajarkan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?

Jangan lupakan mengapa anda menghadiri konperensi ini, mengapa anda melakukan hal ini - kami adalah anak-anak anda semua. Anda sekalianlah yang memutuskan, dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua seharusnya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan mengatakan, " Semuanya akan baik-baik saja, 'kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan dan ini bukanlah akhir dari segalanya.”

Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua? Ayah saya selalu berkata, “Kamu akan selalu dikenang karena perbuatanmu,bukan oleh kata-katamu”.

Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari. Kalian orang dewasa
berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut.

Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.



::
Jleeebbb.
Bener-bener nusuk kan.
Pidatonya itupun udah bikin gag berkutik satu ruang sidang Konperensi PBB, semua orang-orang penting dari seluruh dunia cuma bisa diem aja, tatapan mereka kosong, hanya karena pidatonya. Setelah pidatonya selesai serempak seluruh orang yang hadir diruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah
kepada anak berusia 12 tahun itu.

Sambil menahan malu, dan ngumpulin semua sisa-sisa keberanian yang ada, ketua PBB saat itu cuma bisa membalas  dalam pidatonya:

"Hari ini saya merasa sangatlah malu terhadap diri saya sendiri karena saya baru saja disadarkan betapa pentingnya linkungan dan isinya disekitar kita oleh anak yang hanya berusia 12 tahun, yang maju berdiri di mimbar ini tanpa selembarpun naskah untuk berpidato. Sedangkan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh asisten saya kemarin. Saya ... tidak kita semua dikalahkan oleh anak yang berusia 12 tahun "

Dari isi pidato Severn tadi, gw bener-bener di sadarkan betapa berharganya lingkungan kita, sementara selama ini ini gw hanya berleha-leha aja ngerusakinnya. Bodoh memang.
Satu lagi, gw bener-bener ngerasain banget ini adalah pembuktian. Bahwa di balik tubuh kecilnya Savern, kuasa Tuhan bener-bener besar bekerja didalamya.

follow me on twitter : @dermonttt

Selasa, 31 Januari 2012

IMMANUEL

Terdampar di kota malang, suatu kota antah berantah yang hanya gw tau merupakan kota penghasil apel, adalah suatu tanda tanya yang terus tumbuh dan bertumbuh dalam benak gw.

Gw ga mau men-judge kalian wahai pembaca notes gw yang berbahagia, tapi gw yakin kalian para perantau yang terjerembab dalam dinginnya malang ini, pasti juga pernah kan bertanya-tanya dalam hati,
“kenapa Tuhan menempatkan diri ku dalam dinginnya kota malang ini ?”
“kanapa dimalang, kan kejauhan !”
“ kenapa ga bekasi aja yang banyak artisnya ?”
“trus kenapa juga dia engga ngasih respon ?”
“kenapa ? kenapa Tuhan ?“


***

Hmphh..
Percayalah kawan, gw yang rupawan ini pun pernah mengalami masa kegalauan seperti itu, bahkan mungkin dalam tingkat yang lebih ekstrem. Kalo di presentasikan, kira-kira kegalauan yang gw lakukan seperti ini,

Di waktu malam hari, terdiam dalam kosan, dengan isi benak yang di penuhi pertanyaan diatas, sambil memandangi poster Britney, berharap itu gambar tiba-tiba hidup dan minta di kelonin, sambil sesekali ngelirik handphone yang dari tadi sepi, menunggu dia yang terkasih membalas sms gw. Gaa di bales !

Sedangkan ketika pagi hari, bangun tidur masih terus bertanya apa maksud Tuhan, terduduk ngumpulin nyawa, senam muka dikit kaya orang baca mantra, ngecek HP masih aja sepi, ga ada balesan sms dari dia yang terkasih. Suram !

Gw juga ga ngerti sebenenya gw galau karena terus mencari apa maksud Tuhan, atau karena gadis yang ga mau bales sms gw itu, tapi intinya kawan, gw juga pernah mengalami saat – saat pilu seperti itu.

***

Hingga pada akhirnya gw kenal PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) IMMANUEL.



PMK IMMANUEL itu sendiri di desain oleh persekutuan antara dua fakultas di Universitas Brawijaya, dengan latar belakang yang berbanding terbalik 180 derajat.
Dua persekutuan Fakultas yang saling mencinta itu adalah Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) dan Fakultas Ilmu Perikanan (FPIK)

Fakultas Ilmu Administrasi itu sendiri adalah fakultas dengan predikat juara umum jumlah Mahasiswa baru terbanyak tiap tahunnya, mahasiswa baru yang masih hijau, yang di tipu euforia kabanggan masuk FIA, padahal ga jelas nanti nasibnya ketika lulus bakal jadi apa. Ironis.

Sedangkan Fakultas Ilmu Perikanan adalah Fakultas yang selalu basaaah. Tiap mahasiswanya diharuskan bisa berenang (mungkin tinggi gw nambah kalo masuk sana), Fakultas yang tidak hanya berusaha memahami pola hidup manusia, tetapi juga memahami dan mempelajari kegiatan bermasyarakat ikan. Thats so cool !

***

Awalnya gw bergabung dalam komunitas ini beener-bener secara diluar dugaan banget. Waktu itu, ga akan gw lupa. Saat gw masih maba (mahasiswa bau), baru pdkt sama keadaan di tempat perantauan, keadaan Malang. Sama seperti remaja ababil lainnya dalam beradaptasi, adalah hal yang lumrah apabila dalam proses pengenalannya, kami (remaja ababil) akan lebih memikirkan hal-hal yang dapat menyenangkan dan memberikan rasa nge-fly setiap harinya saja dalam proses adaptasi ini. Maklum, perasaan jauh dari orang tua, tak ada yang mengontrol, seakan menjadi raja yang terus memerintah gw pada saat itu untuk terus berleha-leha saja. Waktu itu quotes yang selalu brapi-api di hati gw adalah “everyday is holiday” .

Entah gimana caranya suatu ketika, seorang kakak dari persekutuan ini pun mulai mengajak gw untuk mengikuti suatu ibadah yang di sponsori oleh PMK IMANUEL itu sendiri. Kehidupan emang selalu engga bisa di prediksi (gw selalu seneng bilang kata ini), Tuhan memang maha tau, makanya pas itu, waktu ibadah itu, isi temanya kena banget ke isi hati gw. Layaknya kata penolakan dari seorang gadis, jleebb !!! nusuk hati banget.

Gw lupa tema khotbah itu ayatnya diambil dari kitab apa, tapi yang jelas ini khotbahnya berbicara sepeti ini “di usia sekarang ini (mahasiswa maksudnya) sudah seharusnya kita melompatii garis dari manja menjadi mandiri, dari dilayani menjadi melayani, dan dari di berkati menjadi memberkati

Okey, mungkin kata-katanya sedikit gw tambahin dengan pemikiran gw yang briliant, tapi tanpa bermaksud mengurangi sedikitpun maknanya. Gw bener-bener terinspirasi. Bener juga kan, mau sampai kapan gw terus bermanja ria, mau sampai kapan gw minta dilayani terus, dan mau sampe kapan gw minta berkat terus. Udah saatnya gw menjadi pribadi baru yang tak hanya terus menengadahkan tangan, tapi juga coba memberi, melayani, dan memberkati. Udah saatnya menjadi pribadi yang lebih ganteng lagi.

***

Serius kawan, dalam beberapa hari setelah khotbah itu, pkiran gw terus menganalisis dan memahami. Pemikiran itu terus mengkontaminasi otak gw dan menghadapkan gw kepada dua pilihan. Apa terus bergelut dalam kehidupan fana yang penuh dengan kesenangan atau kehidupan baru yang tentunya menuntut gw untuk menjadi pribadi yang baru. Sungguh kawan, gw masih terlalu unyu saat itu untuk dihadapkan pada dua pilihan itu. Berat memang.

Entah karena pengaruh apa, gw pun mengambil pilihan untuk masuk dan bergabung didalamnya. Yaps, hidup adalah pilihan kawan. Dan sekarang gw udah masuk ke dalamnya. Ternyata masuk di dalamnya engga seburuk yang gw duga, meski terkadang terdapat beberapa masalah di dalamnya, setidaknya itu semua gw anggep proses pendewasaan aja.

***


Dari sini gw mulai berpikir, sebenernya kita tak akan pernah tau apa maksud Tuhan dalam hidup kita, jika kita belum benar-benar ikhlas ngejalaninnya. Kuncinya adalah percaya pada-Nya. Ya percaya aja !
Sekarang buktinya, gw udah bisa sedikit meraba maksud Tuhan “mengapa menempatkan gw di kota Malang ini?” salah satunya mungkin ini, bisa bertemu sama kalian pribadi-pribadi yang baru, mungkin Tuhan mau kita sama-sama belajar untuk menjadi pribadi yang luar biasa lagi. Belajar menjadi terang bersama-sama.

Sebagai penutup, jujur, sebelum gw pergi ke malang, gw kira malang itu tempat yang serem, di kota di ujung pulau jawa yang di penuhi kesunyian (pada umumnya orang ganteng benci akan kesunyian), dan di penuhi orang-orang Jawa yang ga jelas bahasanya.
Tapi, kenyataanya adalah gw di pertemukan dengan orang-orang baik macam mereka di PMK IMANUEL, orang yang mau mengajarkan gw banyak hal, seperti kesetiaan, ketulusan, dan cinta.
Gw harap kita bisa terus bersama, tak ada perpecahan, seperti slogan yang suka mereka panjikan saat bersama “BECAUSE WE WERE FAMILY”

Sabtu, 07 Januari 2012

Selamat Natal my lovely family


Kehidupan emang selalu engga bisa diprediksi, meski kita tahu awalnya, tapi kita takkan pernah tau akhirnya. Begitu juga yang gw alamin kali ini kawan, coba kita flashback ke bulan Desember ditahun lalu, ketika gw masih berstatus pengangguran dan merajai rumah, dikelilingi nuansa merah ceria, dan indahnya kerlip pohon Natal.
Seinget gw, ketika bulan Desember tiba, gw selalu ngerasa bertambah ganteng, dibuai angpao Natal dan Tahun baru dari sanak keluarga, yang mendesak gw semakin tak kuasa mengajak beberapa gadis untuk sekedar bersenang-senang. Belum lagi suasana rumah yang mendadak bertambah hangat dan mesra, lantaran datangnya sanak-keluarga yang dari antah berantah, yang baru pertama kali gw lihat wajahnya, tiba-tiba datang sekedar hanya untuk mengucapkan Natal dan Tahun Baru. Hmm, indahnya...

Eits, tapi itu dulu kawan, tahun lalu, ketika gw masih dalam puncak everest kejayaan gw. Karena sekarang gw tak lebih dari sekedar bujang lapuk yang mencoba mencari peruntungan menimba ilmu di kampung orang. Terdampar di kota Malang, di tempat perantauan ini, Natal bagi gw adalah hal yang biasa saja. Mungkin hanya tanggal merah, pergi kegereja meski bukan hari Minggu, dan film kartun yang tayang semakin banyak, menjadi pembeda Natal dengan hari biasa. Bahkan dalam beberapa kasus nasib perantau yang lebih ekstrim, mereka akan melangkahi tanggal 25 pada bulan Desember itu hanya dengan berbaring seharian dikosan. Suram memang.
Sungguh kawan, ketika sang Desember telah mulai memunculkan wajahnya, memasuki persiapan Natal, hati gw selalu dilanda rindu. Gw rasa untuk urusan ini, kalian kawan wahai perantau yang tidak dapat pulang ketika libur natal khususnya, akan memiliki suatu konsep struktur kerinduan yang sinergis dengan gw.
Kita begitu merindukan kehangatan dirumah.
Bagi gw pribadi, disaat seperti ini, bayang-bayang tawa canda sambil menghias bonsai natal dirumah* (* pohon natal yang berukuran mini), makan lapet* (*camilan khas batak) bareng dirumah, sampe tidur bareng di ruang tamu bersama dirumah menunggu Tahun Baru tiba, selalu meng-galaukan gw.
Keluarga dan kehangatannya benar-benar mengahajar gw dengan kerinduan terhadap mereka.
Sekarang, karena gw ga bisa pulang merayakan Natal di rumah,biiarlah melalui notes ini, bisa menjadi kartu ucapan natal buat orang-orang yang ada dibalik kebijaksanaan gw ini, sesungguhnya gw punya mereka orang-orang yang selalu menjadi kompas penunjuk arah otak gw, yang ga akan membiarkan gw tersesat dan merasa sendiri, yaa, merekalah keluarga gw.
Whoooppp….
Dan inilah wajah-wajah ceria mereka :)
ini adalah foto kakak gw si ka nova (dengan topi santa) dan adik gw si sanklaria (pake kacamata).

nah kalo ini foto adik gw yang bontot si gita.



and of course my lovely parent’s
***
Yaps, akhir kata mau bilang selamat Natal buat keluargaku tercinta di bekasi sana, biarlah kerinduan di hatiku dan hati kalian, dapat diterjemahkan menjadi satu kata , yaitu cinta.
TUhan berkati kita.

Jumat, 16 Desember 2011

JOMBLO ???



Okey akhirnya balik lagi bareng gw Dermont Spalanza !!!

Udah lumayan lama hingga akhirnya jemari indah ini bisa dapet kesempatan buat bercinta lagi dengan tombol-tombol komputer ini haha. Mungkin kesibukan dan pencarian akan seorang kekasih seakan-akan jadi jarak dan penghalang antara gw dengan kegemaran gw yang satu ini. Tapi lega bisa nulis lagi. Huraaay !!!

Bagi gw, menulis saat ini tak ubahnya perasaan suami istri yang sudah puluhan tahun menjalin bahtera rumah tangga,  tapi tetap tak akan bisa melupakan indahnya saat malam pertama. Perasaan keinginan untuk menulis itu selalu wa-was, dan selalu ada di kepala gw, meski terlihat tidak peduli, tapi gw selalu merindukannya.

***


Kali ini gw mau sedikit berbagi pandangan kepada kalian wahai para pembaca setia blog gw yang berbahagia, mengenai makhluk yang akhir-akhir ini menyedot banyak perhatian publik, makhluk hina yang merasa paling malang saat malam Minggu tiba, makhluk yang hampir tiap malamnya coba menetaskan kesunyian yang ada dihatinya dengan meng-sms gadis-gadis tak berdosa, berharap dapat respon dari salah satunya.
Makhluk dengan urutan kasta paling bawah dalam status keadaan sosial, ya merekalah yang terjerembab dalam golongan hina. JOMBLO ! hmmm.. Kasihan.





Untuk lebih memberikan efek visualisasi kepada kalian wahai pembaca yang berbahagia, gw sendiri seperti biasa telah mengklasifikasikan jomblo itu dalam tiga golongan. Dan tentu saja, latar atau tempat yang gw jadikan penelitian gw adalah kehidupan sosial di kampus. Dimana semua jomblo berkeliaran lalu lalang tak tahu malu. Termasuk gw.

***


Okey, langsung aja ini dia bentuk jomblo yang gw klasifikasikan pada golongan yang pertama.
Sesuai dengan ciri-cirinya, pada golongan pertama ini, gw memberi nama jomblo ini dengan sebutan INTELEKTUALIS JOMBLOIS. 

Jomblo pada kategori ini biasanya sangat pandai dalam bergaya, ditambah dengan sentuhan kacamatanya, menambah kesan elegan ketika kita melihatnya. Sebenarnya mereka yang jomblo dalam kategori ini adalah manusia-manusia cerdas yang lebih menggunakan fungsi otak kirinya, dibanding otak kanannya. Mereka lebih menggunakan kemampuan intelligence nya (IQ) dibanding kemampuan emotionalnya nya (EQ). Singkatnya mereka lebih bertindak dengan berpikir logika saja, dan mengesampingkan berpikir dengan perasaan, meskipun itu harus menyisihkan perasaannya sendiri. Ironis memang.
Jomblo pada golongan ini adalah ,ereka yang memiliki prinsip tinggi, agar lebih jelas, biasanya bunyi prinsip-prinsip mereka itu seperti ini
“gw ga bakal pacaran sebelum bahagiain orang tua...”
“ga ga bakal pacaran sebelum lulus kuliah...”
“gw ga bakal pacaran sebelum nambah tinggi 5 senti ...” Suram !





Belum selesai sampai sini kawan, parahnya mereka jomblo golongan pertama ini akan menganggap prinsip mereka itu bagaikan titah Allah yang juga tertulis dalam dua loh batu yang di pegang Musa. Hingga suatu ketika saat cinta mendatanginya, mereka akan tetap mengacuhkannya, apabila mengganggu prinsipnya itu. Well, that’s reality sob, itulah hidup! ada sesuatu yang tak bisa dipaksakan, meski hal itu adalah yang paling indah  dan mulia sekalipun, seperti cinta. (ganteng yah kata-kata gw).

***


Nah lanjut ke dalem tabel pengamatan gw ke golongan dua mengenai jomblo. Sesuai dengan perhitungan bulan, tahun dan feng-shui yang gw lihat, agak sedikit bingung juga gw ketika harus memberikannya nama.
Dilihat dari beberapa ciri sifatnya, keluarlah beberapa nama yang terlintas di otak gw, seperti aroganis jomblois, kampretis jomblois, dan egoistis jomblois. Namun semua itu laksana terhempas, jika kita melihat keadaan fisiknya. Karena nama yang pas adalah PERFEKSIONIS JOMBLOIS.

Jomblo pada golongan ini adalah jomblo dengan balutan penampilan paling mumpuni dari semua jomblo, mereka adalah duta-duta kebanggan perkumpulan jomblo seluruh dunia, merekalah yang selalu diutus dalam kontes abang-none jomblo seluruh dunia. Pokoknya merekalah yang bisa mengharumkan nama jombllo, dan karenanya sebagian orang percaya
“ jomblo itu bukan karena tampang kurang !”.



Nah kawan akan gw beri tahu sedikit sifat-sifat dari golongan ini, yang sedikit mempengaruhi pada pemberian nama tadi. Langsung aja, jomblo pada golongan dua ini adalah jomblo yang paling banyak mendapat pusat perhatian dan selalu ingin di perhatikan mereka beranggapan merekalah diatas semuanya (arogan).
Sebenarnya jomblo pada golongan ini dapat dengan mudah melepas status jomblonya, tapi beberapa diantaranya memang cenderung lebih nyaman dengan status jomblonya. Mereka bertameng dengan status itu, mereka dapat mendekat bahkan masuk ke beberapa hati sekaligus. Dan ketika jenuh tiba dirasanya, mereka akan meninggalkan orang yang telah didekatinya begitu saja. Yaps, hanya ingin bersenang senang, dan saat bosan, mereka meninggalkan itu semua dengan mudah, tanpa ikatan (kampret).
Beberapa dari golongan dua ini juga biasanya terbuai akan perasaan, mereka merasa bahwa diri sendirilah yang terbaik. Namun kenyataannya perasaan itu telah menikam mereka dari belakang, karena mereka tak lebih dari seorang jomblo. Mereka biasanya adalah pemilih yang luar biasa, terus mencari sosok yang cukup sempurna untuk mendampingi dan megimbangi kualitas pesonanya (egois). Disinilah kesalahan mereka, karena mereka mencoba untuk mencari cinta yang sempurna, dan bukannya mencintai dengan cara yang sempurna hmm.... (makasih om Mario Teguh buat petuahnya)

***


Akhirnya sampai juga di penghujung tabel pengamatan gw mengena klasifikasii jomblo itu sendiri. Sebelum gw bahas mengenai jomblo yang ketiga ini, gw mau tanya dulu sama kalian yang lagi jomblo, yang baca tulisan ini. Dari dua klasifikasi yang gw uraikan di atas, lo ngerasa udah termasuk dalem kategori itu ga ? hmmm kalo belum, berarti selamat, karena lo pasti masuk kategori jomblo golongan ketiga ini. Haha

Tanpa ragu dan bimbang gw hadiahkan nama pada golongan jomblo ini, yaitu NAJHIS JOMBLOIS. Okey mungkin kata-kata yang gw kasih buat nama jomblo golongan ketiga ini terlalu kasar dan keras. Tapi percayalah kawan, kehidupan memang berlaku kasar dan keras pada mereka. Sesungguhnya jomblo dalam kasta ini adalah jomblo yang paling hina kedudukannya, karena mereka adalah jomblo-jomblo yang paling engga tau diri, dan engga sadar kalo mereka hanyalah seonggok jomblo.

Yoi, lo semua memang bener, ga ada manusia yang sempurna, tiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Nah, makanya itu gw juga gag mau mendeskriminasi, dan bagi gw, si jomblo pada kategori ini tetep mempunyai kelebihan, meski kelebihannya itu adalah cuma rasa percaya dirinya yang gede banget ngelebihin gede badannya sendiri.



Mereka pada umumnya suka banget memuji diri sendiri, mereka selalu ngerasa ganteng, selalu ngerasa cantik, karena emang ga ada lagi yang muji mereka selain dirinya sendiri. Adanya twitter dan facebook juga semakin memuluskan rencana gilanya, yakni mengubah cara pandang orang terhadapnya. Mereka dengan rajin akan menuliskan status di facebook ataupun di twitter kata-kata indah menyanjung laksana puisi, dengan harapan siapapun yang membacanya akan merasa orang yang menulisnya pastilah seorang yang sangat cerdas, bijaksana, dan menawan. Lagi-lagi ironis memang.

Jomblo pada golongan ke tiga ini, adalah orang yang semua keadaan pada dirinya pas-pasan. Muka pas-pasan, kantong pas-pasan, dan tinggi badan juga pas-pasan. Semua keadaan pas-pasan itu pun seiring berjalannya waktu telah berubah menjadi kesiapan mental untuk menerima congkaknya nasib, bahwa mereka diharuskan untuk hidup dengan satu cinta saja, yaa cinta yang ada pada dirinya saja. Seperti menelan bakso bulat-bulat, mereka pun mulai meyakini slogan “sendiri itu lebih baik dari berdua” adalah benar adanya. Hina sekali memang. Tapi itu dia kawan, sekali lagi gw katakan that’s reality sob, itulah hidup !!! syalalalala

Well, itu dia tadi beberapa klsifikasi jomblo menurut pengamatan gw sendiri. Sudah tau lo termasuk dalam jomblo yang golongan mana ?
Tapi kawan, sini gw sedikit kasih bocoran, sesungguhnya jomblo itu bukan sesuatu yang menyeramkan, bahkan jika dijalankan dengan tulus ikhlas, semua itu berubah menjadi sesuatu yang menyenangkan. Hadapilah dengan kepala tegak, dan selamat menjomblo hahaha..

 
Punya twitter ? follow @dermonttt