Selasa, 31 Januari 2012

IMMANUEL

Terdampar di kota malang, suatu kota antah berantah yang hanya gw tau merupakan kota penghasil apel, adalah suatu tanda tanya yang terus tumbuh dan bertumbuh dalam benak gw.

Gw ga mau men-judge kalian wahai pembaca notes gw yang berbahagia, tapi gw yakin kalian para perantau yang terjerembab dalam dinginnya malang ini, pasti juga pernah kan bertanya-tanya dalam hati,
“kenapa Tuhan menempatkan diri ku dalam dinginnya kota malang ini ?”
“kanapa dimalang, kan kejauhan !”
“ kenapa ga bekasi aja yang banyak artisnya ?”
“trus kenapa juga dia engga ngasih respon ?”
“kenapa ? kenapa Tuhan ?“


***

Hmphh..
Percayalah kawan, gw yang rupawan ini pun pernah mengalami masa kegalauan seperti itu, bahkan mungkin dalam tingkat yang lebih ekstrem. Kalo di presentasikan, kira-kira kegalauan yang gw lakukan seperti ini,

Di waktu malam hari, terdiam dalam kosan, dengan isi benak yang di penuhi pertanyaan diatas, sambil memandangi poster Britney, berharap itu gambar tiba-tiba hidup dan minta di kelonin, sambil sesekali ngelirik handphone yang dari tadi sepi, menunggu dia yang terkasih membalas sms gw. Gaa di bales !

Sedangkan ketika pagi hari, bangun tidur masih terus bertanya apa maksud Tuhan, terduduk ngumpulin nyawa, senam muka dikit kaya orang baca mantra, ngecek HP masih aja sepi, ga ada balesan sms dari dia yang terkasih. Suram !

Gw juga ga ngerti sebenenya gw galau karena terus mencari apa maksud Tuhan, atau karena gadis yang ga mau bales sms gw itu, tapi intinya kawan, gw juga pernah mengalami saat – saat pilu seperti itu.

***

Hingga pada akhirnya gw kenal PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) IMMANUEL.



PMK IMMANUEL itu sendiri di desain oleh persekutuan antara dua fakultas di Universitas Brawijaya, dengan latar belakang yang berbanding terbalik 180 derajat.
Dua persekutuan Fakultas yang saling mencinta itu adalah Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) dan Fakultas Ilmu Perikanan (FPIK)

Fakultas Ilmu Administrasi itu sendiri adalah fakultas dengan predikat juara umum jumlah Mahasiswa baru terbanyak tiap tahunnya, mahasiswa baru yang masih hijau, yang di tipu euforia kabanggan masuk FIA, padahal ga jelas nanti nasibnya ketika lulus bakal jadi apa. Ironis.

Sedangkan Fakultas Ilmu Perikanan adalah Fakultas yang selalu basaaah. Tiap mahasiswanya diharuskan bisa berenang (mungkin tinggi gw nambah kalo masuk sana), Fakultas yang tidak hanya berusaha memahami pola hidup manusia, tetapi juga memahami dan mempelajari kegiatan bermasyarakat ikan. Thats so cool !

***

Awalnya gw bergabung dalam komunitas ini beener-bener secara diluar dugaan banget. Waktu itu, ga akan gw lupa. Saat gw masih maba (mahasiswa bau), baru pdkt sama keadaan di tempat perantauan, keadaan Malang. Sama seperti remaja ababil lainnya dalam beradaptasi, adalah hal yang lumrah apabila dalam proses pengenalannya, kami (remaja ababil) akan lebih memikirkan hal-hal yang dapat menyenangkan dan memberikan rasa nge-fly setiap harinya saja dalam proses adaptasi ini. Maklum, perasaan jauh dari orang tua, tak ada yang mengontrol, seakan menjadi raja yang terus memerintah gw pada saat itu untuk terus berleha-leha saja. Waktu itu quotes yang selalu brapi-api di hati gw adalah “everyday is holiday” .

Entah gimana caranya suatu ketika, seorang kakak dari persekutuan ini pun mulai mengajak gw untuk mengikuti suatu ibadah yang di sponsori oleh PMK IMANUEL itu sendiri. Kehidupan emang selalu engga bisa di prediksi (gw selalu seneng bilang kata ini), Tuhan memang maha tau, makanya pas itu, waktu ibadah itu, isi temanya kena banget ke isi hati gw. Layaknya kata penolakan dari seorang gadis, jleebb !!! nusuk hati banget.

Gw lupa tema khotbah itu ayatnya diambil dari kitab apa, tapi yang jelas ini khotbahnya berbicara sepeti ini “di usia sekarang ini (mahasiswa maksudnya) sudah seharusnya kita melompatii garis dari manja menjadi mandiri, dari dilayani menjadi melayani, dan dari di berkati menjadi memberkati

Okey, mungkin kata-katanya sedikit gw tambahin dengan pemikiran gw yang briliant, tapi tanpa bermaksud mengurangi sedikitpun maknanya. Gw bener-bener terinspirasi. Bener juga kan, mau sampai kapan gw terus bermanja ria, mau sampai kapan gw minta dilayani terus, dan mau sampe kapan gw minta berkat terus. Udah saatnya gw menjadi pribadi baru yang tak hanya terus menengadahkan tangan, tapi juga coba memberi, melayani, dan memberkati. Udah saatnya menjadi pribadi yang lebih ganteng lagi.

***

Serius kawan, dalam beberapa hari setelah khotbah itu, pkiran gw terus menganalisis dan memahami. Pemikiran itu terus mengkontaminasi otak gw dan menghadapkan gw kepada dua pilihan. Apa terus bergelut dalam kehidupan fana yang penuh dengan kesenangan atau kehidupan baru yang tentunya menuntut gw untuk menjadi pribadi yang baru. Sungguh kawan, gw masih terlalu unyu saat itu untuk dihadapkan pada dua pilihan itu. Berat memang.

Entah karena pengaruh apa, gw pun mengambil pilihan untuk masuk dan bergabung didalamnya. Yaps, hidup adalah pilihan kawan. Dan sekarang gw udah masuk ke dalamnya. Ternyata masuk di dalamnya engga seburuk yang gw duga, meski terkadang terdapat beberapa masalah di dalamnya, setidaknya itu semua gw anggep proses pendewasaan aja.

***


Dari sini gw mulai berpikir, sebenernya kita tak akan pernah tau apa maksud Tuhan dalam hidup kita, jika kita belum benar-benar ikhlas ngejalaninnya. Kuncinya adalah percaya pada-Nya. Ya percaya aja !
Sekarang buktinya, gw udah bisa sedikit meraba maksud Tuhan “mengapa menempatkan gw di kota Malang ini?” salah satunya mungkin ini, bisa bertemu sama kalian pribadi-pribadi yang baru, mungkin Tuhan mau kita sama-sama belajar untuk menjadi pribadi yang luar biasa lagi. Belajar menjadi terang bersama-sama.

Sebagai penutup, jujur, sebelum gw pergi ke malang, gw kira malang itu tempat yang serem, di kota di ujung pulau jawa yang di penuhi kesunyian (pada umumnya orang ganteng benci akan kesunyian), dan di penuhi orang-orang Jawa yang ga jelas bahasanya.
Tapi, kenyataanya adalah gw di pertemukan dengan orang-orang baik macam mereka di PMK IMANUEL, orang yang mau mengajarkan gw banyak hal, seperti kesetiaan, ketulusan, dan cinta.
Gw harap kita bisa terus bersama, tak ada perpecahan, seperti slogan yang suka mereka panjikan saat bersama “BECAUSE WE WERE FAMILY”

Sabtu, 07 Januari 2012

Selamat Natal my lovely family


Kehidupan emang selalu engga bisa diprediksi, meski kita tahu awalnya, tapi kita takkan pernah tau akhirnya. Begitu juga yang gw alamin kali ini kawan, coba kita flashback ke bulan Desember ditahun lalu, ketika gw masih berstatus pengangguran dan merajai rumah, dikelilingi nuansa merah ceria, dan indahnya kerlip pohon Natal.
Seinget gw, ketika bulan Desember tiba, gw selalu ngerasa bertambah ganteng, dibuai angpao Natal dan Tahun baru dari sanak keluarga, yang mendesak gw semakin tak kuasa mengajak beberapa gadis untuk sekedar bersenang-senang. Belum lagi suasana rumah yang mendadak bertambah hangat dan mesra, lantaran datangnya sanak-keluarga yang dari antah berantah, yang baru pertama kali gw lihat wajahnya, tiba-tiba datang sekedar hanya untuk mengucapkan Natal dan Tahun Baru. Hmm, indahnya...

Eits, tapi itu dulu kawan, tahun lalu, ketika gw masih dalam puncak everest kejayaan gw. Karena sekarang gw tak lebih dari sekedar bujang lapuk yang mencoba mencari peruntungan menimba ilmu di kampung orang. Terdampar di kota Malang, di tempat perantauan ini, Natal bagi gw adalah hal yang biasa saja. Mungkin hanya tanggal merah, pergi kegereja meski bukan hari Minggu, dan film kartun yang tayang semakin banyak, menjadi pembeda Natal dengan hari biasa. Bahkan dalam beberapa kasus nasib perantau yang lebih ekstrim, mereka akan melangkahi tanggal 25 pada bulan Desember itu hanya dengan berbaring seharian dikosan. Suram memang.
Sungguh kawan, ketika sang Desember telah mulai memunculkan wajahnya, memasuki persiapan Natal, hati gw selalu dilanda rindu. Gw rasa untuk urusan ini, kalian kawan wahai perantau yang tidak dapat pulang ketika libur natal khususnya, akan memiliki suatu konsep struktur kerinduan yang sinergis dengan gw.
Kita begitu merindukan kehangatan dirumah.
Bagi gw pribadi, disaat seperti ini, bayang-bayang tawa canda sambil menghias bonsai natal dirumah* (* pohon natal yang berukuran mini), makan lapet* (*camilan khas batak) bareng dirumah, sampe tidur bareng di ruang tamu bersama dirumah menunggu Tahun Baru tiba, selalu meng-galaukan gw.
Keluarga dan kehangatannya benar-benar mengahajar gw dengan kerinduan terhadap mereka.
Sekarang, karena gw ga bisa pulang merayakan Natal di rumah,biiarlah melalui notes ini, bisa menjadi kartu ucapan natal buat orang-orang yang ada dibalik kebijaksanaan gw ini, sesungguhnya gw punya mereka orang-orang yang selalu menjadi kompas penunjuk arah otak gw, yang ga akan membiarkan gw tersesat dan merasa sendiri, yaa, merekalah keluarga gw.
Whoooppp….
Dan inilah wajah-wajah ceria mereka :)
ini adalah foto kakak gw si ka nova (dengan topi santa) dan adik gw si sanklaria (pake kacamata).

nah kalo ini foto adik gw yang bontot si gita.



and of course my lovely parent’s
***
Yaps, akhir kata mau bilang selamat Natal buat keluargaku tercinta di bekasi sana, biarlah kerinduan di hatiku dan hati kalian, dapat diterjemahkan menjadi satu kata , yaitu cinta.
TUhan berkati kita.